Minggu, 04 Desember 2016

Indikator: Membiasakan berperilaku meneladani para tokoh proklamator dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di sekolah dan di lingkungan masyarakat dengan rasa percaya diri dan kreatif


Meneladani Nilai-nilai Juang Para Tokoh Pendiri Negara
Dalam proses pendirian negara, para tokoh pendiri negara melakukan banyak perjuangan yang pantas untuk ditiru. Tindakan-tindakan perjuangan itu dapat dirumuskan sebagai nilai-nilai juang. Berikut ini kamu akan mempelajari nilai-nilai juang para tokoh pendiri negara. Nilai-nilai tersebut dapat kamu pahami dan kamu teladani dalam kehidupan sehari-hari.
a. Berjiwa Besar
Jika kamu mencermati proses perumusan Pancasila, sikap berjiwa besar tercermin dengan jelas pada waktu pengambilan keputusan. Para tokoh menerima dan melaksanakan keputusan dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab. Dalam musyawarah untuk mufakat tidak ada yang merasa menang dan dikalahkan. Sebagai generasi penerus kamu patut meneladani sikap berjiwa besar. Contoh sikap ini dapat ditunjukkan dalam kehidupan seharihari, antara lain sebagai berikut:
1) menerima keputusan musyawarah dengan ikhlas;
2) mau mengakui keunggulan orang lain;
3) mau mengakui kesalahan dan mau minta maaf;
4) membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
b. Cinta Tanah Air
Para tokoh bangsa mencurahkan tenaga dan pikiran untuk meletakkan dasar Indonesia merdeka. Mereka duduk bersama tanpa membedakan latar belakangnya, dalam pemikiran mereka hanya ada satu yaitu kejayaan bangsa. Sikap cinta tanah air dapat kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari. misalnya:
a) melestarikan lingkungan hidup di sekitarmu;
b) belajar dan bekerja keras untuk masa depanmu;
c) melakukan kegiatan yang mengharumkan nama bangsa dan negara;
d) berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
e) mencintai produksi dalam negeri.

c. Jiwa Persatuan
Para perumus Pancasila memiliki latar belakang suku, agama, adat dan budaya yang berbeda-beda. Namun, di antara peserta rapat tidak menonjolkan golongan masing-masing. Para pendiri negara itu menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan. Jiwa persatuan dan kesatuan itulah yang akhirnya menghasilkan Indonesia merdeka. Jiwa persatuan juga dapat kamu lakukan dalam kehidupan seharihari misalnya:
a) suka bergotong royong;
b) gemar tolong menolong;
c) hidup rukun;
d) menghargai perbedaan.

d. Menghargai Pendapat Orang Lain
Bangsa Indonesia mempunyai cara khas untuk menyelesaikan masalah bersama, yaitu dengan musyawarah. Pendapat setiap orang harus dihargai. Begitu juga orang lain juga harus menghargai pendapat kita. Masing-masing orang mengemukakan pendapatnya serta mendengar pendapat orang lain. Setelah itu diambil suatu keputusan. Keputusan yang paling baik adalah keputusan yang terjadi karena mufakat. Hal tersebut bisa kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika ada teman/saudara kita yang sakit. Kita bisa musyawarahkan kapan akan menjenguk, siapa saja yang harus ikut, apa yang akan dibawa sebagai buah tangan, dan sebagainya. Setiap orang di antara kita tidak boleh memaksakan pendapatnya, sebagaimana juga tidak boleh mencela pendapat orang lain yang menurut kita tidak tepat atau tidak kita setujui.

e. Jiwa Kepahlawanan
Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Mereka selalu memikirkan masa depan bangsa dengan menata sistem pemerintahan Indonesia. Sikap kepahlawanan para tokoh tersebut patut diteladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh perilaku yang menunjukkan sikap kepahlawanan yaitu sebagai berikut:
1) berani membela kebenaran dan keadilan;
2) berani menegur teman yang berbuat tidak baik;
3) rela berkorban untuk kepentingan bersama;
4) menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

f. Mendahulukan Kepentingan Umum
Para pendiri negara yang ikut merumuskan Pancasila bekerja siang malam tanpa mengenal lelah. Mereka mempersiapkan kemerdekaan beserta alat-alat perlengkapan negara dengan sungguhsungguh. Sebagai hasil jerih payah mereka lahirlah UUD 1945 yang di dalam pembukaannya termuat tujuan negara, bentuk negara, dan dasar negara Indonesia. Semua itu mereka lakukan demi kepentingan bangsa Indonesia bukan untuk dirinya sendiri. Mereka berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara. Sikap mendahulukan kepentingan umum perlu kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-Nilai Kebersamaan dalam Perumusan Pancasila
PPKI mengadakan sidang pertama anggal 18 Agustus 1945. Sebelum sidang dimulai Drs. Moh. Hatta berkonsultasi dengan empat tokoh pemuka Islam yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimejo, KH. Wakhid Hasyim, Teuku Moh Hasan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk membahas masalah rancangan pembukaan UUD yang terdapat dalam Piagam Jakarta. Pembahasan itu mengenai sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya-pemeluknya”. Hal itu karena tokoh-tokoh Indonesia Timur merasa keberatan, bahkan mengancam akan mendirikan negara Indonesia Timur. Menurut mereka, dengan rumusan seperti itu seolah-olah Pancasila hanya mengatur satu golongan saja dari bangsa Indonesia. Golongan yang lain tidak mendapat tempat padahal Indonesia terdiri atas berbagai macam golongan, suku, bangsa, dan agama. Demi menjaga keutuhan serta menjaga keberagaman komponen bangsa dan negara, maka dalam waktu 15 menit dicapai kata sepakat untuk menghilangkan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Dengan demikian,bunyi sila pertama Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa’. Akhirnya rapat pleno PPKI berlangsung lancar. Pembahasan rancangan pembukaan UUD 1945 berhasil dibahas dalam tempo kurang dari 2 jam.

Dari uraian di atas, kamu dapat mengambil pelajaran bahwa para tokoh perumus Piagam Jakarta telah menunjukkan jiwa besar dan semangat nasionalisme yang tinggi. Mereka bersedia menerima keputusan bersama dalam sidang PPKI tersebut. Mereka tidak mengutamakan kepentingan pribadi atau golongannya. Mereka lebih mengutamakan kepentingan bersama, meskipun ada yang harus mengorbankan pendapatnya. Sikap yang perlu kita teladani adalah:
1. saling menghormati dan menghargai hak orang lain;
2. mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;
3. lapang dada;
4. berjiwa besar;
5. rasa tanggung jawab.

1. Menghargai Pendapat Orang Lain
Bangsa Indonesia menjunjung tinggi persamaan derajat manusia. Itulah mengapa pendapat setiap orang perlu dihargai. Namun, orang lain pun harus menghargai dan menghormati pendapat kamu. Pada saat menyampaikan pendapat kamu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sopan;
b. tidak memaksakan pendapat pada orang lain;
c. tidak menyimpang dari pembicaraan atau masalah yang dihadapi;
d. tidak memotong pembicaraan orang lain;
e. isi pembicaraan mengutamakan kepentingan bersama;
f. sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Menerima Keputusan Bersama
Keputusan bersama adalah sebuah kesepakatan. Bagaimanakah sikap kamu terhadap hasil keputusan bersama? Jika hasil keputusan bersama tidak sesuai dengan kepentingan kamu, kamu harus bersikap ikhlas dan berjiwa besar dalam menerima keputusan tersebut. Kamu harus mendahulukan kepentingan bersama sebagaimana telah dilakukan oleh tokoh-tokoh pendiri negara Indonesia.

3. Melaksanakan Keputusan Bersama
Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan hasil keputusan bersama.

Dalam kehidupan sehari-hari, hasil keputusan bersama ada pada lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.


0 komentar:

Posting Komentar

 

BLOG PENDIDIKAN Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates