Meneladani
Nilai-nilai Juang Para Tokoh Pendiri Negara
Dalam proses
pendirian negara, para tokoh pendiri negara melakukan banyak perjuangan yang
pantas untuk ditiru. Tindakan-tindakan perjuangan itu dapat dirumuskan sebagai
nilai-nilai juang. Berikut ini kamu akan mempelajari nilai-nilai juang para
tokoh pendiri negara. Nilai-nilai tersebut dapat kamu pahami dan kamu teladani
dalam kehidupan sehari-hari.
a.
Berjiwa Besar
Jika kamu
mencermati proses perumusan Pancasila, sikap berjiwa besar tercermin dengan
jelas pada waktu pengambilan keputusan. Para tokoh menerima dan melaksanakan
keputusan dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab. Dalam musyawarah untuk
mufakat tidak ada yang merasa menang dan dikalahkan. Sebagai generasi penerus
kamu patut meneladani sikap berjiwa besar. Contoh sikap ini dapat ditunjukkan
dalam kehidupan seharihari, antara lain sebagai berikut:
1) menerima
keputusan musyawarah dengan ikhlas;
2) mau mengakui
keunggulan orang lain;
3) mau mengakui
kesalahan dan mau minta maaf;
4) membantu
orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
b.
Cinta Tanah Air
Para tokoh
bangsa mencurahkan tenaga dan pikiran untuk meletakkan dasar Indonesia merdeka.
Mereka duduk bersama tanpa membedakan latar belakangnya, dalam pemikiran mereka
hanya ada satu yaitu kejayaan bangsa. Sikap cinta tanah air dapat kalian
lakukan dalam kehidupan sehari-hari. misalnya:
a) melestarikan
lingkungan hidup di sekitarmu;
b) belajar dan
bekerja keras untuk masa depanmu;
c) melakukan
kegiatan yang mengharumkan nama bangsa dan negara;
d) berbicara
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
e) mencintai
produksi dalam negeri.
c.
Jiwa Persatuan
Para perumus
Pancasila memiliki latar belakang suku, agama, adat dan budaya yang
berbeda-beda. Namun, di antara peserta rapat tidak menonjolkan golongan
masing-masing. Para pendiri negara itu menjunjung tinggi semangat persatuan dan
kesatuan. Jiwa persatuan dan kesatuan itulah yang akhirnya menghasilkan
Indonesia merdeka. Jiwa persatuan juga dapat kamu lakukan dalam kehidupan
seharihari misalnya:
a) suka
bergotong royong;
b) gemar tolong
menolong;
c) hidup rukun;
d) menghargai
perbedaan.
d.
Menghargai Pendapat Orang Lain
Bangsa Indonesia
mempunyai cara khas untuk menyelesaikan masalah bersama, yaitu dengan
musyawarah. Pendapat setiap orang harus dihargai. Begitu juga orang lain juga
harus menghargai pendapat kita. Masing-masing orang mengemukakan pendapatnya
serta mendengar pendapat orang lain. Setelah itu diambil suatu keputusan.
Keputusan yang paling baik adalah keputusan yang terjadi karena mufakat. Hal
tersebut bisa kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika ada
teman/saudara kita yang sakit. Kita bisa musyawarahkan kapan akan menjenguk,
siapa saja yang harus ikut, apa yang akan dibawa sebagai buah tangan, dan
sebagainya. Setiap orang di antara kita tidak boleh memaksakan pendapatnya,
sebagaimana juga tidak boleh mencela pendapat orang lain yang menurut kita
tidak tepat atau tidak kita setujui.
e.
Jiwa Kepahlawanan
Mereka memiliki
sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Mereka
selalu memikirkan masa depan bangsa dengan menata sistem pemerintahan
Indonesia. Sikap kepahlawanan para tokoh tersebut patut diteladani dalam
kehidupan kita sehari-hari. Contoh perilaku yang menunjukkan sikap kepahlawanan
yaitu sebagai berikut:
1) berani
membela kebenaran dan keadilan;
2) berani
menegur teman yang berbuat tidak baik;
3) rela
berkorban untuk kepentingan bersama;
4) menolong
orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
f.
Mendahulukan Kepentingan Umum
Para pendiri
negara yang ikut merumuskan Pancasila bekerja siang malam tanpa mengenal lelah.
Mereka mempersiapkan kemerdekaan beserta alat-alat perlengkapan negara dengan
sungguhsungguh. Sebagai hasil jerih payah mereka lahirlah UUD 1945 yang di
dalam pembukaannya termuat tujuan negara, bentuk negara, dan dasar negara
Indonesia. Semua itu mereka lakukan demi kepentingan bangsa Indonesia bukan
untuk dirinya sendiri. Mereka berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sikap mendahulukan kepentingan umum perlu kita teladani dalam kehidupan
sehari-hari.
Nilai-Nilai
Kebersamaan dalam Perumusan Pancasila
PPKI mengadakan
sidang pertama anggal 18 Agustus 1945. Sebelum sidang dimulai Drs. Moh. Hatta
berkonsultasi dengan empat tokoh pemuka Islam yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Mr.
Kasman Singodimejo, KH. Wakhid Hasyim, Teuku Moh Hasan. Konsultasi itu
dimaksudkan untuk membahas masalah rancangan pembukaan UUD yang terdapat dalam
Piagam Jakarta. Pembahasan itu mengenai sila pertama Pancasila yang berbunyi
“Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya-pemeluknya”. Hal itu karena tokoh-tokoh Indonesia Timur merasa
keberatan, bahkan mengancam akan mendirikan negara Indonesia Timur. Menurut
mereka, dengan rumusan seperti itu seolah-olah Pancasila hanya mengatur satu
golongan saja dari bangsa Indonesia. Golongan yang lain tidak mendapat tempat
padahal Indonesia terdiri atas berbagai macam golongan, suku, bangsa, dan
agama. Demi menjaga keutuhan serta menjaga keberagaman komponen bangsa dan
negara, maka dalam waktu 15 menit dicapai kata sepakat untuk menghilangkan
kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Dengan demikian,bunyi sila pertama Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa’. Akhirnya rapat pleno PPKI berlangsung lancar.
Pembahasan rancangan pembukaan UUD 1945 berhasil dibahas dalam tempo kurang
dari 2 jam.
Dari uraian di
atas, kamu dapat mengambil pelajaran bahwa para tokoh perumus Piagam Jakarta
telah menunjukkan jiwa besar dan semangat nasionalisme yang tinggi. Mereka
bersedia menerima keputusan bersama dalam sidang PPKI tersebut. Mereka tidak
mengutamakan kepentingan pribadi atau golongannya. Mereka lebih mengutamakan
kepentingan bersama, meskipun ada yang harus mengorbankan pendapatnya. Sikap
yang perlu kita teladani adalah:
1. saling
menghormati dan menghargai hak orang lain;
2. mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;
3. lapang dada;
4. berjiwa
besar;
5. rasa tanggung
jawab.
1. Menghargai
Pendapat Orang Lain
Bangsa Indonesia
menjunjung tinggi persamaan derajat manusia. Itulah mengapa pendapat setiap
orang perlu dihargai. Namun, orang lain pun harus menghargai dan menghormati
pendapat kamu. Pada saat menyampaikan pendapat kamu harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Sopan;
b. tidak
memaksakan pendapat pada orang lain;
c. tidak
menyimpang dari pembicaraan atau masalah yang dihadapi;
d. tidak
memotong pembicaraan orang lain;
e. isi
pembicaraan mengutamakan kepentingan bersama;
f. sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
2. Menerima
Keputusan Bersama
Keputusan
bersama adalah sebuah kesepakatan. Bagaimanakah sikap kamu terhadap hasil
keputusan bersama? Jika hasil keputusan bersama tidak sesuai dengan kepentingan
kamu, kamu harus bersikap ikhlas dan berjiwa besar dalam menerima keputusan
tersebut. Kamu harus mendahulukan kepentingan bersama sebagaimana telah
dilakukan oleh tokoh-tokoh pendiri negara Indonesia.
3. Melaksanakan
Keputusan Bersama
Setelah semua
pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung
jawab melaksanakan hasil keputusan bersama.
Dalam kehidupan
sehari-hari, hasil keputusan bersama ada pada lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar